Pernah nggak kamu merasakan sebuah perasaan, dimana kamu merasa
sangat sayang terhadap seseorang yang tidak menyadari keberadaanmu? Mungkin
seperti astronom yang begitu sabar setiap saat melihat apa yang terjadi pada
bintang, tapi bintang tetap diam dan nggak peduli apapun pada sang astronom,
bahkan enjoy aja di langit.
Kamu tau gimana
rasanya? Biar kuberi tau, awalnya terasa sangat aneh, seperti ada begitu banyak
bunga disekitar orang yang ku suka yang bermekaran dengan sangat indah,
membuatku senang melihatnya. Saat dia membalas menatapku rasanya seperti
bunga-bunga itu tiba-tiba tumbuh begitu rimbun dalam dadaku, dan ketika dia
tersenyum padaku rasanya seperti ada jutaan sayap kupu-kupu yang mengepak dalam
perutku, mungkin memang seperti sebuah lagu tapi ini nyata, aku benar-benar
merasakannya. Namun, adakalanya aku harus kecewa.
Sejak perasaan itu
tumbuh, cerita cintaku pun dimulai. Pada awalnya aku sangat gugup setiap berada
disekitarnya, jadi menjauh dan memperhatikan dia dari jarak yang strategis adalah
salah satu pilihan yang tepat bagiku. Hingga tiba saatnya aku bisa berada
begitu dekat dengan diaJ.
Kami yang sekelas
tanpa sengaja mendapat posisi tempat duduk yang berdekatan. Dari sanalah kami
akhirnya menjadi sering ngobrol, dan akhirnya dekat. Dengan kenekatan hati, aku
meminta nomor HPnya dari seorang teman dan memulai SMS dia. Cukup nekat! Aku
fikir dia adalah cowok yang begitu banyak penggemar, hingga takkan sempat
membaca SMS dariku yang bukan siapa-siapa. Tapi aku salah, dia membaca SMSku bahkan
membalasnya. Satu hal yang kukatakan pada diriku sendiri kala itu, Tuhan,
keajaibanMu turun padaku malam ini, TerimakasihJ!
Dan dari
sanalah, kami jadi semakin dekat. Setiap malam kami sering SMSan, dan di
sekolah dia juga sering membantuku di pelajaran yang tak ku kuasai, aku
berfikir itu adalah sebuah pertanda yang baik karena dia memperhatikanku dan
mempedulikanku. Entah benar atau salah, aku merasa dia juga menyukaiku.
Seminggu kemudian
aku mendengar, “Gimana hubunganmu sama anak kelas sebelah?” pertanyaan itu
membuatku tercengang. Dia yang ditanya oleh temannya hanya menanggapi dengan
mengangkat bahu. Sepertinya prasangkaku seminggu yang lalu adalah sebuah
kesalahan besar. Dia tak menyukaiku, karena dia menyukai orang lain.
Sepulang sekolah,
persepsiku terbukti secara nyata. Kebetulan aku menuggu angkutan di halte yang
berbeda dari sebelumnya, dan aku melihatnya pulang berboncengan dengan seorang
gadis yang kebetulan aku tau kalo dia juga disekolah kami, tapi aku tak tau
namanya. Karena aku takut dia melihatku, aku pun hanya menunduk dan menangis
dalam diam.
Sejak kejadian
itu, aku hanya terdiam setiap kali disekitarnya, beberapa kali dia mengajakku
untuk berbicara tapi hanya ku jawab seperlunya. Aku memang kecewa, tapi merusak
hubungan orang lain adalah hal yang lebih buruk, jadi apa salahnya untuk
sedikit menjaga jarak, meskipun aku juga terluka dengan jarak yang kubuat
sendiri. Tapi aku mencoba untuk bertahan, bagiku jalan terbaik kali ini adalah
menjauh dari dia.
“Kamu kenapa sih
kok kayaknya jaga jarak sama aku?” tanyanya padaku saat kami mengerjakan tugas
kelompok, kebetulan hanya ada kami berdua di kelas karena yang lain sedang
membeli makanan.
“Nggak kok”
jawabku singkat.
“Bohong” sahutnya
agak marah. Kemarahannya membuatku takut.
“Nggak, kamu
kenapa sih tanya gitu. Jangan-jangan kamu suka lagi sama aku?” jawabku ketus,
menyadari ucapanku yang konyol, segera aku menunduk. Pasti dia akan tertawa
terbahak-bahak mendengar ucapanku tadi.
“Iya, memang aku
suka kamu” ucapnya dengan nada serius.
Segera kualihkan
pandanganku padanya, matanya yang berwarna coklat muda tak menunjukkan kalo dia
akan tertawa, malah justru menatapku tajam dengan rona wajah yang sangat
serius. “Kamu bercanda” kataku lirih.
Mataku terbelalak
ketika dia merengkuh tubuhku, tak ada waktu untuk menolak pelukan itu karena
semuanya terjadi begitu cepat. “Dengan begini kamu akan merasakan jantungku
yang berdetak kencang karena terlalu dekat denganmu, aku serius menyukaimu”
sejenak dia terdiam dan menarik nafas perlahan, hingga terdengar ditelingaku,
bahkan apa yang dia katakana tentang detak jantungnya pun benar, aku bisa
merasakan betapa cepatnya detak itu, “Aku benar-benar menyukaimu” lanjutnya dan
memelukku lebih erat.
Kamu pasti bisa
menebak apa yang terjadi setelah itu diantara kami. Dan aku juga tau, tak
selamanya bintang hanya diam dan mengabaikan sang astronom. Karena tanpa sang
astronom sadari, bintang itu selalu mengawasinya di kegelapan, dan
memberikannya cahaya ketika gelap menyerang.
Pernah nggak kamu merasakan sebuah perasaan, dimana kamu merasa
sangat sayang terhadap seseorang yang tidak menyadari keberadaanmu? Mungkin
seperti astronom yang begitu sabar setiap saat melihat apa yang terjadi pada
bintang, tapi bintang tetap diam dan nggak peduli apapun pada sang astronom,
bahkan enjoy aja di langit.
Kamu tau gimana
rasanya? Biar kuberi tau, awalnya terasa sangat aneh, seperti ada begitu banyak
bunga disekitar orang yang ku suka yang bermekaran dengan sangat indah,
membuatku senang melihatnya. Saat dia membalas menatapku rasanya seperti
bunga-bunga itu tiba-tiba tumbuh begitu rimbun dalam dadaku, dan ketika dia
tersenyum padaku rasanya seperti ada jutaan sayap kupu-kupu yang mengepak dalam
perutku, mungkin memang seperti sebuah lagu tapi ini nyata, aku benar-benar
merasakannya. Namun, adakalanya aku harus kecewa.
Sejak perasaan itu
tumbuh, cerita cintaku pun dimulai. Pada awalnya aku sangat gugup setiap berada
disekitarnya, jadi menjauh dan memperhatikan dia dari jarak yang strategis adalah
salah satu pilihan yang tepat bagiku. Hingga tiba saatnya aku bisa berada
begitu dekat dengan diaJ.
Kami yang sekelas
tanpa sengaja mendapat posisi tempat duduk yang berdekatan. Dari sanalah kami
akhirnya menjadi sering ngobrol, dan akhirnya dekat. Dengan kenekatan hati, aku
meminta nomor HPnya dari seorang teman dan memulai SMS dia. Cukup nekat! Aku
fikir dia adalah cowok yang begitu banyak penggemar, hingga takkan sempat
membaca SMS dariku yang bukan siapa-siapa. Tapi aku salah, dia membaca SMSku bahkan
membalasnya. Satu hal yang kukatakan pada diriku sendiri kala itu, Tuhan,
keajaibanMu turun padaku malam ini, TerimakasihJ!
Dan dari
sanalah, kami jadi semakin dekat. Setiap malam kami sering SMSan, dan di
sekolah dia juga sering membantuku di pelajaran yang tak ku kuasai, aku
berfikir itu adalah sebuah pertanda yang baik karena dia memperhatikanku dan
mempedulikanku. Entah benar atau salah, aku merasa dia juga menyukaiku.
Seminggu kemudian
aku mendengar, “Gimana hubunganmu sama anak kelas sebelah?” pertanyaan itu
membuatku tercengang. Dia yang ditanya oleh temannya hanya menanggapi dengan
mengangkat bahu. Sepertinya prasangkaku seminggu yang lalu adalah sebuah
kesalahan besar. Dia tak menyukaiku, karena dia menyukai orang lain.
Sepulang sekolah,
persepsiku terbukti secara nyata. Kebetulan aku menuggu angkutan di halte yang
berbeda dari sebelumnya, dan aku melihatnya pulang berboncengan dengan seorang
gadis yang kebetulan aku tau kalo dia juga disekolah kami, tapi aku tak tau
namanya. Karena aku takut dia melihatku, aku pun hanya menunduk dan menangis
dalam diam.
Sejak kejadian
itu, aku hanya terdiam setiap kali disekitarnya, beberapa kali dia mengajakku
untuk berbicara tapi hanya ku jawab seperlunya. Aku memang kecewa, tapi merusak
hubungan orang lain adalah hal yang lebih buruk, jadi apa salahnya untuk
sedikit menjaga jarak, meskipun aku juga terluka dengan jarak yang kubuat
sendiri. Tapi aku mencoba untuk bertahan, bagiku jalan terbaik kali ini adalah
menjauh dari dia.
“Kamu kenapa sih
kok kayaknya jaga jarak sama aku?” tanyanya padaku saat kami mengerjakan tugas
kelompok, kebetulan hanya ada kami berdua di kelas karena yang lain sedang
membeli makanan.
“Nggak kok”
jawabku singkat.
“Bohong” sahutnya
agak marah. Kemarahannya membuatku takut.
“Nggak, kamu
kenapa sih tanya gitu. Jangan-jangan kamu suka lagi sama aku?” jawabku ketus,
menyadari ucapanku yang konyol, segera aku menunduk. Pasti dia akan tertawa
terbahak-bahak mendengar ucapanku tadi.
“Iya, memang aku
suka kamu” ucapnya dengan nada serius.
Segera kualihkan
pandanganku padanya, matanya yang berwarna coklat muda tak menunjukkan kalo dia
akan tertawa, malah justru menatapku tajam dengan rona wajah yang sangat
serius. “Kamu bercanda” kataku lirih.
Mataku terbelalak
ketika dia merengkuh tubuhku, tak ada waktu untuk menolak pelukan itu karena
semuanya terjadi begitu cepat. “Dengan begini kamu akan merasakan jantungku
yang berdetak kencang karena terlalu dekat denganmu, aku serius menyukaimu”
sejenak dia terdiam dan menarik nafas perlahan, hingga terdengar ditelingaku,
bahkan apa yang dia katakana tentang detak jantungnya pun benar, aku bisa
merasakan betapa cepatnya detak itu, “Aku benar-benar menyukaimu” lanjutnya dan
memelukku lebih erat.
Kamu pasti bisa
menebak apa yang terjadi setelah itu diantara kami. Dan aku juga tau, tak
selamanya bintang hanya diam dan mengabaikan sang astronom. Karena tanpa sang
astronom sadari, bintang itu selalu mengawasinya di kegelapan, dan
memberikannya cahaya ketika gelap menyerang.
Pernah nggak kamu merasakan sebuah perasaan, dimana kamu merasa
sangat sayang terhadap seseorang yang tidak menyadari keberadaanmu? Mungkin
seperti astronom yang begitu sabar setiap saat melihat apa yang terjadi pada
bintang, tapi bintang tetap diam dan nggak peduli apapun pada sang astronom,
bahkan enjoy aja di langit.
Kamu tau gimana
rasanya? Biar kuberi tau, awalnya terasa sangat aneh, seperti ada begitu banyak
bunga disekitar orang yang ku suka yang bermekaran dengan sangat indah,
membuatku senang melihatnya. Saat dia membalas menatapku rasanya seperti
bunga-bunga itu tiba-tiba tumbuh begitu rimbun dalam dadaku, dan ketika dia
tersenyum padaku rasanya seperti ada jutaan sayap kupu-kupu yang mengepak dalam
perutku, mungkin memang seperti sebuah lagu tapi ini nyata, aku benar-benar
merasakannya. Namun, adakalanya aku harus kecewa.
Sejak perasaan itu
tumbuh, cerita cintaku pun dimulai. Pada awalnya aku sangat gugup setiap berada
disekitarnya, jadi menjauh dan memperhatikan dia dari jarak yang strategis adalah
salah satu pilihan yang tepat bagiku. Hingga tiba saatnya aku bisa berada
begitu dekat dengan diaJ.
Kami yang sekelas
tanpa sengaja mendapat posisi tempat duduk yang berdekatan. Dari sanalah kami
akhirnya menjadi sering ngobrol, dan akhirnya dekat. Dengan kenekatan hati, aku
meminta nomor HPnya dari seorang teman dan memulai SMS dia. Cukup nekat! Aku
fikir dia adalah cowok yang begitu banyak penggemar, hingga takkan sempat
membaca SMS dariku yang bukan siapa-siapa. Tapi aku salah, dia membaca SMSku bahkan
membalasnya. Satu hal yang kukatakan pada diriku sendiri kala itu, Tuhan,
keajaibanMu turun padaku malam ini, TerimakasihJ!
Dan dari
sanalah, kami jadi semakin dekat. Setiap malam kami sering SMSan, dan di
sekolah dia juga sering membantuku di pelajaran yang tak ku kuasai, aku
berfikir itu adalah sebuah pertanda yang baik karena dia memperhatikanku dan
mempedulikanku. Entah benar atau salah, aku merasa dia juga menyukaiku.
Seminggu kemudian
aku mendengar, “Gimana hubunganmu sama anak kelas sebelah?” pertanyaan itu
membuatku tercengang. Dia yang ditanya oleh temannya hanya menanggapi dengan
mengangkat bahu. Sepertinya prasangkaku seminggu yang lalu adalah sebuah
kesalahan besar. Dia tak menyukaiku, karena dia menyukai orang lain.
Sepulang sekolah,
persepsiku terbukti secara nyata. Kebetulan aku menuggu angkutan di halte yang
berbeda dari sebelumnya, dan aku melihatnya pulang berboncengan dengan seorang
gadis yang kebetulan aku tau kalo dia juga disekolah kami, tapi aku tak tau
namanya. Karena aku takut dia melihatku, aku pun hanya menunduk dan menangis
dalam diam.
Sejak kejadian
itu, aku hanya terdiam setiap kali disekitarnya, beberapa kali dia mengajakku
untuk berbicara tapi hanya ku jawab seperlunya. Aku memang kecewa, tapi merusak
hubungan orang lain adalah hal yang lebih buruk, jadi apa salahnya untuk
sedikit menjaga jarak, meskipun aku juga terluka dengan jarak yang kubuat
sendiri. Tapi aku mencoba untuk bertahan, bagiku jalan terbaik kali ini adalah
menjauh dari dia.
“Kamu kenapa sih
kok kayaknya jaga jarak sama aku?” tanyanya padaku saat kami mengerjakan tugas
kelompok, kebetulan hanya ada kami berdua di kelas karena yang lain sedang
membeli makanan.
“Nggak kok”
jawabku singkat.
“Bohong” sahutnya
agak marah. Kemarahannya membuatku takut.
“Nggak, kamu
kenapa sih tanya gitu. Jangan-jangan kamu suka lagi sama aku?” jawabku ketus,
menyadari ucapanku yang konyol, segera aku menunduk. Pasti dia akan tertawa
terbahak-bahak mendengar ucapanku tadi.
“Iya, memang aku
suka kamu” ucapnya dengan nada serius.
Segera kualihkan
pandanganku padanya, matanya yang berwarna coklat muda tak menunjukkan kalo dia
akan tertawa, malah justru menatapku tajam dengan rona wajah yang sangat
serius. “Kamu bercanda” kataku lirih.
Mataku terbelalak
ketika dia merengkuh tubuhku, tak ada waktu untuk menolak pelukan itu karena
semuanya terjadi begitu cepat. “Dengan begini kamu akan merasakan jantungku
yang berdetak kencang karena terlalu dekat denganmu, aku serius menyukaimu”
sejenak dia terdiam dan menarik nafas perlahan, hingga terdengar ditelingaku,
bahkan apa yang dia katakana tentang detak jantungnya pun benar, aku bisa
merasakan betapa cepatnya detak itu, “Aku benar-benar menyukaimu” lanjutnya dan
memelukku lebih erat.
Kamu pasti bisa
menebak apa yang terjadi setelah itu diantara kami. Dan aku juga tau, tak
selamanya bintang hanya diam dan mengabaikan sang astronom. Karena tanpa sang
astronom sadari, bintang itu selalu mengawasinya di kegelapan, dan
memberikannya cahaya ketika gelap menyerang.
0 komentar:
Posting Komentar